Rokan Hulu – Sebagai bentuk inovasi dan terobosan untuk mempercepat dan mempermudah penerbitan izin Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi pelaku UMKM di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) telah melaunching Aplikasi Asistensi Bantuan OSS (Apa Boss)
Secara resmi di Launching oleh Kepala DPMPTSP Rohul Munandar SE MM didampingi Koordinator Penyelenggaraan Perizinan dan non Perizinan B Hadiyanto SE MM dengan melibatkan para Akademisi dan Universitas di Rohul.
Plt Kepala DPMPTSP Rohul Munandar SE MM, Jumat (28/7/2023) menjelaskan Aplikasi Apa Boss ini merupakan gagasan dari Koordinator Penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang tidak lama lagi akan di Implementasikan di DPMPTSP Rohul.
Lanjutnya, Aplikasi Apa Boss ini guna mendukung percepatan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) dalam skala UMKM dengan harapan untuk membantu yang sebagian UMKM masih rendahnya SDM dan kurang paham menggunakan teknologi informasi di era digitalisasi saat ini.
“Alhamdulillah Aplikasi Apa Boss ini telah kita launching, para pelaku UMKM, karena ini aplikasi antara atau asistensi. Jadi nanti pelaku usaha cukup mengakses melalui aplikasi Apa Boss ini. Jadi nanti di DPMPTSP bisa melanjutkan dan di proses melalui penerbitan izin di DPMPTSP,”
“Karena kalau di OSS (Online Single Submission_red) langsung memang bisa pelaku usaha mengaksesnya tapi terkadang ada sebagian yang lemah SDM nya, makanya melalui Aplikasi Apa Boss ini kami harapkan bisa membantu percepatan pengurusan izin UMKM,” harap Munandar
Lanjut Munandar, sesuai data di Dinas Koperasi UKM Nakertrans Rohul UMKM di Rohul ini lebih kurang 37.000, sementara di Dashboardnya DPMPTSP Rohul baru lebih kurang 6.000 yang terdaftar mengurus izin.
“Artinya UMKM yang memiliki legalitas yang memiliki NIB. Jadikan kami di DPMPTSP memiliki inovasi akan membantu mempercepat penerbitan perizinan skala prioritas UMKM Rohul,” harapnya
“Karena idak semua pelaku UMKM itu mempunyai email, makanya melalui aplikasi Apa Boss ini yang memiliki filosofis cepat tepat dan gratis ini siap membantu pengurusan izin 37 ribu UMKM, Karna Gep nya terlalu jauh baru 6 ribu yang berizin, sementara masih ada 31 ribu lagi yang belum memiliki legalitas NIB skala UMKM.
Ia berharap kepada UMKM untuk mengurus legalitas usaha apapun, karena pada dasarnya perizinan ini gratis cepat tepat dan tidak bertele-tele sepanjang syaratnya lengkap.
Sementara itu, Koordinator Penyelenggaraan perizinan dan non Perizinan B / Penata Perizinan Madya DPMPTSP Rohul Hadiyanto SE MM menerangkan menciptakan aplikasi Apa Boss ini di latar belakangi terkait dinilai lambatnya penerbitan NIB bagi pelaku UMKM.
“Kita merasa kinerja penerbitan NIB UMKM agak lambat selama ini, ditambah sesuai dengan Instruksi Presiden bahwa setiap Kabupaten/Kota harus mempercepat pengurusan perizinan NIB,” kata Hadi Yanto
Lanjut Hadi Yanto, secara nasional target yang di canangkan Presiden 100 NIB per hari. Artinya jika bagi 514 kabupaten/kota berarti 195 NIB per hari. Namun pada kenyataannya secara nasional baru tercapai 100 ribu NIB per Hari.
“Kalau kita turunkan di Kabupaten artinya setiap Kabupaten di usahakan target rata-rata Nasional 20 NIB per hari. Namun hari ini di Kabupaten Rohul yang kami ambil di Dashboard baru 12 NIB satu hari,”
“Tentunya ini butuh terobosan makanya kami ciptakan aplikasi Apa Boss tadi, sehingga diharapkan dengan ada nya Aplikasi UMKM ini lebih mudah menguruskan izin. Disamping itu nanti untuk mengejar target dalam jangka menengah bekerjasama dengan kampus di Rohul seperti UPP dan Rokania,” ungkapnya
Terkait kerjasama dengan Universitas, terang Hardi Yanto, kerjasama ini bisa dilaksanakan dalam pemanfaatan KKN, untuk membantu percepatan pengurusan izin NIB dengan aplikasi Apa Boss. Karena aplikasi ini merupakan aplikasi antara yang merupakan collecting data sehingga data yang ada dimanfaatkan untuk membantu penerbitan NIB bagi pelaku UMKM.
“Makanya salah satu alasan kita membangun Aplikasi ini dimana sebagian UMKM kita masih belum bisa mengakses OSS, UMKM ini biasanya mengurus saat dia butuh misalnya mau minjam KUR, Subsidi listrik, sehingga saat butuh baru ngurus. Selain itu, UMKM ini merasa mengurus izin ini mahal rumit padahal gratis, mudah, cepat dan tepat
